Transfusi Darah, Jenis dan Prosedur Transfusi Darah
PerawatBaik.com - Assalamualaikum wr.wb.
Salam sehat dan semangat para sahabat Perawat Baik... π
Sahabat Perawat Baik pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah transfusi darah, atau mungkin juga pernah mendengar jenis transfusi darah juga, seperti Transfusi PRC, Transfusi Trombosit, dan yang lainnya.
Perlu kita ketahui bahwa tindakan ini merupakan tindakan kolaborasi seorang perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatannya ya sahabat...
Nah, pada kesempatan kali ini Perawat Baik akan membahas mengenai hal-hal dasar yang wajib kita ketahui dan kita lakukan sebelum melakukan pemberian transfusi darah pada pasien.
Apa itu Transfusi Darah
Transfusi darah merupakan sebuah proses memberikan darah yang dibutuhkan oleh seseorang melalui pembuluh darah atau intravena yang berasal dari darah seorang pendonor yang sudah melalui berbagai proses sehingga darah tersebut layak dan aman untuk diberikan.
Pemberian transfusi darah merupakan hal yang terpenting dari tindakan perawatan pasien.
Transfusi darah yang dilakukan secara benar dan tepat dapat menyelamatkan jiwa pasien, tetapi jika pemberian tidak dilakukan secara baik dan benar maka akan berakibat yang fatal bahkan berujung pada kematian; dan Perawat yang bertanggung jawab dalam pemberian transfusi darah memiliki peranan yang penting sehingga perawat wajib mengawasi pemberian darah dengan baik dan benar.
Jenis Transfusi Darah
Nah sabahat, darah yang ditransfusikan sendiri dapat berupa komponen darah secara keseluruhan atau yang biasa kita sebut dengan (Whole blood cell) atau salah satu komponen darah saja seperti:
- Sel darah merah (Packed Red Cell atau PRC), merupakan komponen darah merah yang paling sering ditransfusikan. Sel darah merah ini berfungsi untuk mengalirkan atau membawa oksigen dari jantung ke seluruh tubuh, serta beberapa fungsi lainnya. Biasanya transfusi ini diberikan kepada pasien yang memiliki kadar Hemoglobin rendah atau biasa kita sering menyebutnya dengan anemia, dan beberapa pasien yang membutuhkan transfusi ini seperti pada pasien thalasemia, anemia aplastik, atau karena terjadinya perdarahan.
- Trombosit (Thrombocyte Concentrates atau TC). Fungsi dari trombosit ini adalah menghentikan terjadinya perdarahan. Biasanya pasien yang diberikan transfusi ini adalah seseorang yang mengalami perdarahan atau yang dicurigai akan mengalami perdarahan karena memiliki masalah gangguan pembekuan darah, seperti hemofilia atau trombositopenia, dengan melihat hasil trombosit untuk mengetahui apakah seseorang membutuhkan transfusi TC ini.
- Plasma darah (Fresh Frozen Plasma atau FFP) merupakan komponen darah yang bersifat cair, mengandung faktor pembekuan darah, protein, kalium, natrium, kalsium dan hormon. Biasa diberikan pada kasus dengan infeksi berat seperti penyakit liver, luka bakar, maupun kasus perdarahan.
Prosedur Transfusi Darah
Sebelum melakukan pemberian transfusi darah, hal yang wajib kita lakukan adalah:
1. Persetujuan Keluarga
Ketika akan dilakukan pemberian transfusi darah, hal yang pertama dilakukan oleh seorang perawat adalah mendapatkan persetujuan keluarga.
Kenapa hal ini menjadi hal yang pertama kita lakukan?
Karena dengan adanya persetujuan dari keluarga, tindakan akan menjadi legal, yang artinya keluarga mendapatkan haknya untuk memutuskan tindakan dalam proses perawatan selama dirawat di Rumah Sakit. Kemudian sebagai aspek legal bagi perawat jika di kemudian hari terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
2. Mengambil sampel darah
Sebelum kita mengirimkan blanko formulir permintaan darah ke PMI, kita wajib mempersiapkan sampel darah untuk diperiksa golongan darah pasien. Sampel darah ini akan dikirim bersamaan dengan blanko ke PMI.
3. Mempersiapkan blanko formulir permintaan darah
Setelah mendapatkan persetujuan dari keluarga untuk dilakukannya transfusi darah, selanjutnya kita dapat menyiapkan blanko formulir permintaan darah yang ditujukan kepada PMI.
Dalam formulir terdapat data identitas pasien, riwayat transfusi, hasil laboratorium diisi sesuai darah yang dibutuhkan, golongan darah, jumlah darah yang dibutuhkan, kemudian tanda tangan dokter yang merawat pasien.
4. Pengecekan Darah dari PMI
Setelah blanko formulir permintaan darah dikirim ke PMI dan darah yang kita minta sudah tersedia. Keluarga pasien akan diminta mengambil darah ke PMI dengan menggunakan wadah khusus untuk mengambil darah. Setelah darah sampai di Rumah Sakit, selanjutnya tugas perawat adalah mengecek dengan darah yang diterima dengan etiket darah dari PMI.
Pengecekan yang kita lakukan adalah:
- Tanggal pemberian darah pada etiket
- Nama penerima darah
- Golongan darah
- Nama Rumah Sakit
- Petugas Cross Matching dari PMI dan keterangan dijalankan/ tidak dijalankan.
- Nomor Bag di etiket dan di kantong darah apakah sama. Jika berbeda sudah jelas, darah tersebut tertukar, dan segera kembalikan dengan pihak PMI.
- Jenis komponen darah etiket dan kantong darah.
- Golongan darah
- Jumlah darah
Ketika semua bagian sudah kita cek dengan baik dan sudah sesuai dengan etiket dan kantong darah, maka darah bisa diberikan kepada pasien.
Tetapi jika ada salah satu bagian tidak sesuai maka kita dapat mengembalikan darah ke PMI untuk divalidasi dan jangan diberikan kepada pasien.
Perlu diingat bahwa darah yang sudah keluar dari bank darah dari PMI harus segera diberikan ke pada pasien, dan tidak disimpan di suhu ruangan karena dapat menyebabkan kerusakan pada darah.
5. Pemberian Terapi premedikasi
Untuk menghindari adanya reaksi alergi terhadap pemberian transfusi darah, biasanya dokter akan memberikan program premedikasi, dan penting bagi kita sebagai perawat untuk mengecek kembali program premedikasi tersebut.
6. Pemantauan tanda-tanda vital
Sebelum pelaksanaan pemberian transfusi darah, kita wajib melakukan pemantauan tanda-tanda vital pasien seperti tekanan darah, nadi, respirasi, dan suhu. Jika pasien mengalami peningkatan suhu di atas 37,5̊ C, segera lapor dokter dan tunda pemberian darah.
Pemantauan TTV tetap dilakukan selama proses transfusi darah, dimulai dari 15 menit pertama setelah pemberian darah untuk melihat reaksi yang terjadi pada pasien saat pemberian transfusi.
7. Pengawasan tanda-tanda alergi
Komponen darah yang ditransfusikan pada pasien merupakan benda asing bagi tubuh penerima donor.
Meskipun sudah sesuai antara etiket dan kantong darah, tetapi reaksi alergi tetap bisa saja muncul, sehingga perlu pemantauan ketat terhadap reaksi alergi, sehingga kemudian dapat dengan segera dilakukan penatalaksanaan.
Reaksi alergi dapat berbeda-beda tiap orang, dapat berupa gatal-gatal, demam, ruam, bahkan sesak napas.
8. Dokumentasi
Setelah darah diberikan kepada pasien, tindakan selanjutnya adalah melakukan dokumentasi.
Semua yang berhubungan dengan tindakan transfusi darah kita dokumentasikan pada lembar catatan keperawatan dan lembar observasi pemberian darah.
Itulah Hal-Hal yang perlu diketahui tentang Transfusi Darah, Jenis dan Prosedur Transfusi Darah. Semoga bermanfaat bagi sahabat perawat semua dalam menjalankan tugasnya kemudianπ.
Jika ada pertanyaan, share informasi, atau pengalaman seputar pembahasan kita kali ini, jangan sungkan untuk memberikannya di kolom komentar di bawah ya... π
Jangan lupa juga untuk subscribe lewat email di form Subscribe di bagian paling bawah blog ya... Biar selalu update pemberitahuan setiap kita upload artikel terbaru. π
Posting Komentar untuk "Transfusi Darah, Jenis dan Prosedur Transfusi Darah"