Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hipoglikemia

Hipoglikemia
PerawatBaik.com - Assalamualaikum wr.wb.
Salam sehat dan semangat para sahabat Perawat Baik... 😇

Sahabat, pada artikel sebelumnya kita telah membahas mengenai Diabetes.

Sekarang kita akan membahas mengenai Hipoglikemia, dan hubungannya dengan Diabetes.

Okay, sahabat mungkin langsung bertanya Hipoglikemia itu apa ya? Apa hubungannya dengan Diabetes?

Pada artikel kali ini kita akan membahas Hipoglikemia, beserta tanda dan gejala Hipoglikemia, dan juga cara penanganan Hipoglikemia pada pasien dengan Diabetes Melitus secara singkat dan mudah-mudahan dapat dipahami juga oleh para sahabat yang awam.


Definisi Hipoglikemia

Hipoglikemia adalah suatu keadaan di mana terjadi penurunan kadar glukosa serum < 70 mg/dl dengan atau tanpa adanya gejala.

Pasien dengan diabetes melitus memiliki resiko mengalami hipoglikemia yang merupakan salah satu komplikasi akut yang dapat terjadi pada diabetes tipe 1 maupun diabetes tipe 2, terutama pada pasien yang menggunakan insulin atau obat-obatan oral dengan golongan Sulfonylurea contohnya Glibenclamide.

Hipoglikemia sendiri dapat meningkatkan risiko kardiovaskuler atau jantung dan dapat menyebabkan kematian jika tidak segera dilakukan penanganan.

Angka kejadian hipoglikemia dapat menghambat tercapainya kadar gula yang baik. Oleh sebab itu setiap penderita diabetes harus dapat menentukan sasaran secara tepat. Selain dengan pemberian terapi, dapat dilakukan cara lain seperti edukasi, pengaturan nutrisi, dan Latihan jasmani.


Tanda dan Gejala Hipoglikemia

Gejala Hipoglikemia yang muncul dapat berupa:
  • Cemas
  • Berdebar-debar
  • Tremor
  • Adanya rasa lapar
  • Berkeringat dingin
  • Rasa baal atau terbakar, tertusuk-tusuk jarum
  • Penglihatan kabur
  • Bingung
  • Sulit berkonsentrasi
  • Emosi labil
  • Sakit kepala
  • Pusing
  • Gangguan koordinasi
  • Mudah tersinggung
  • Lesu
  • Gangguan berbicara


Hipoglikemia yang berkepanjangan dapat menunjukkan gejala yang lebih serius seperti:
  • Kejang
  • Penurunan kesadaran
  • Koma
  • Bahkan efek yang lebih parah adalah kematian

Gejala hipoglikemia yang muncul pada setiap penderita diabetes biasanya akan berbeda-beda.
Oleh karena itu setiap penderita diabetes harus memahami gejala-gejala hipoglikemia dengan baik sehingga dapat melakukan penanganan dengan baik pula.


Faktor Risiko terjadinya Hipoglikemia

Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan hipoglikemia di antaranya adalah:
  • Puasa untuk menjalani pemeriksaan diagnostik
  • Terlambat makan
  • Mengonsumsi alkohol
  • Latihan jasmani yang terlalu ekstrem
  • Kombinasi penggunaan obat anti hiperglikemik oral dengan penggunaan obat lainnya yang dapat meningkatkan efek menurunkan gula darah misalnya anti koagulan
  • Pemakaian obat anti hiperglikemia oral (khususnya golongan sulfonylurea : glibenclamide, glimepiride, glikuidon dan lain-lainnya) dan penggunaan injeksi insulin (pemberian insulin berlebihan atau tidak sesuai jadwal, atau teknik injeksi yang tidak benar)
  • Usia lanjut


Selain itu hipoglikemia berat dapat juga terjadi pada berbagai keadaan antara lain:
  • Kendali glikemik yang terlalu ketat
    Kendali glikemik adalah seberapa cepat karbohidrat yang terdapat dalam makanan dapat diubah menjadi gula di dalam tubuh
  • Hipoglikemia yang berulang
  • Adanya neuropati otonom atau kerusakan pada syaraf yang mengontrol aktivitas tubuh yang tidak disadari seperti sistem pencernaan (Baca lebih lengkap di artikel Komplikasi Diabetes)
  • Adanya gagal ginjal stadium akhir
  • Malnutrisi
  • Konsumsi alkohol
  • Adanya tumor tiroid, tumor renal, dan lain-lainnya

Hipoglikemia akibat obat yang sulfonylurea dapat berlangsung lama, sehingga harus diawasi sampai seluruh obat dapat diekskresikan dan waktu kerja obat selesai.
Pengawasan glukosa harus dipantau 24-72 jam.


Penatalaksanaan Hipoglikemia

Pada pasien yang mengalami hipoglikemia harus dilakukan Penatalaksanaan Hipoglikemia dengan segera baik oleh penderita diabetes sendiri, atau dibantu keluarga, pendamping, perawat atau pun tenaga kesehatan.

Penatalaksanaan inti dari hipoglikemia adalah dengan memberikan asupan glukosa (gula) - karbohidrat baik melalui oral ataupun melalui suntik.

Penanganan hipoglikemia dapat dibagi menjadi 2 yaitu:

A. Bila penderita diabetes sadar

Jika pasien sadar dapat diberikan minum/ makan cairan yang mengandung 15 – 20 gram gula pasir/ madu (2 sendok makan) atau sirup/ permen gula/ jus.

Jangan memberikan pemanis buatan non kalori/ gula diet.

Pemberian ini dapat diulang setelah 15 menit sampai gejala hilang, dan bisa dilanjutkan dengan memakan snack atau makanan kecil untuk mencegah gula darah turun lagi.

Jika hipoglikemia menetap setelah 45 menit (3x pemberian) pasien dapat dianjurkan untuk ke rumah sakit guna mendapatkan terapi intravena.

Pasien dapat mengecek gula darah secara mandiri di rumah untuk melakukan pemantauan selanjutnya.

Konsultasikan dengan dokter jika mendapatkan obat yang dapat menyebabkan hipoglikemia, sehingga dapat mengatur dosis dan jarak konsumsi obat-obatan.

B. Bila penderita diabetes tidak sadar

Bila penderita tidak sadar segera bawa ke layanan kesehatan terdekat agar dapat segera diberikan terapi cairan intravena.

Pemantauan kadar gula darah setiap 15 menit setelah pemberian terapi intravena.

Semakin cepat membawa pasien dibawa ke layanan kesehatan semakin baik untuk mencegah terjadinya komplikasi.


Komplikasi

Hipoglikemia akut dapat menimbulkan komplikasi seperti kebingungan, kehilangan kesadaran, kejang, hingga kematian.

Hipoglikemia berulang akan menyebabkan gangguan kognitif sehingga dapat mengganggu kualitas hidup penderita diabetes.

Akibat dari komplikasi yang dapat terjadi pada beberapa organ.
  • Mata: terjadi perburukkan pada retinopati, kehilangan penglihatan pada salah satu mata.
  • Jantung: aritmia, ischemia miokard, bahkan kematian yang mendadak.
  • Syaraf: gangguan kognitif, kerusakan otak, tingkah laku yang tidak semestinya, serangan stroke, kejang, bahkan dapat terjadi koma.


Pencegahan

Beberapa hal dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya hipoglikemia yaitu:
  1. Mengatur aktivitas fisik yang dilakukan agar tidak berlebihan.
    Sebaiknya melakukan cek gula darah sebelum melakukan aktivitas, jika gula darah < 140 mg/dl di anjurkan untuk makan camilan terlebih dulu.
    Untuk dosis insulin juga perlu disesuaikan, atau konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter untuk penentuan dosisnya.
    Selalu bawa sumber karbohidrat/ gula yang mudah dicerna selama melakukan aktivitas fisik atau olahraga.

  2. Melakukan pemeriksaan gula darah mandiri secara rutin jika memiliki alat pengukuran gula.

  3. Memperhatikan obat anti diabetes oral mau pun insulin. Selalu konsultasikan dengan dokter jika pada saat mengonsumsi obat atau pun suntik insulin sering mengalami gula yang rendah.

  4. Melakukan konsultasi gizi untuk pengaturan nutrisi dan tambahan camilan yang sesuai.

  5. Mengikuti edukasi agar memahami gejala dan tanda hipoglikemia, serta bagaimana cara penanganan apabila terjadi hipoglikemia.



Akhir Kata

Itulah pembahasan singkat kita mengenai Hipoglikemia

Baik Hiperglikemia ataupun Hipoglikemia sama-sama memiliki dampak yang sangat tidak baik bagi tubuh, sehingga kita perlu melakukan pengecekan dan kontrol secara rutin di layanan kesehatan.

Penatalaksanaan tidak hanya dengan obat-obatan, tetapi juga dengan melakukan perubahan mulai dari pola makan, olahraga, dan selalu melakukan pemantauan gula secara mandiri di rumah.

Semoga bermanfaat ya sahabat.


Jika ada pertanyaan, share informasi, atau pengalaman seputar pembahasan kita kali ini, jangan sungkan untuk memberikannya di kolom komentar di bawah ya... 😉




Referensi:
Perkumpulan Edukator Diabetes Indonesia. (2023). Penatalaksanaan Diabetes Melitus Panduan Bagi Edukator Diabetes. Jakarta: Perkumpulan Edukator Diabetes Indonesia

Posting Komentar untuk "Hipoglikemia"